Tips Atasi Homesisck Mahasiswa dengan Cerdik
Merantau merupakan sebuah langkah besar yang diambil oleh beberapa individu. Salah satu nya adalah para mahasiswa baru yang memilih meninggalkan daerah asalnya untuk menuntut ilmu di kota atau daerah yang jauh dari kampung halaman.
Setiap tahun, ribuan mahasiswa memulai perjalanan barunya. Sebagian mahasiswa rantau menjadikan keputusan pergi dari kampung halaman untuk memperluas wawasan, mengejar cita-cita, dan mengembangkan diri di lingkungan baru.
Namun,
bagi sebagian lainnya, merantau juga membawa tantangan besar, terutama dalam
hal adaptasi dengan budaya, lingkungan, dan jaringan sosial yang baru. Belum
lagi ketika kamu diharuskan ‘ngekost’ dan mulai mengatur semuanya sendiri.
Dalam
konteks ini, penting untuk memahami bagaimana fenomena merantau dapat memunculkan
perasaan homesick yang dapat mengganggu seorang yang sedang merantau
atau menuntut ilmu di luar kota/ luar negeri.
Ketika
jauh dari kampung halaman pernahkah kamu merasa rindu yang begitu dalam
terhadap rumah dan suasana nya? Ya, Inilah yang sering disebut dengan homesick.
Kondisi ini erat kaitannya dengan mahasiswa rantau, yang jauh dari keluarga.
Bayangkan saja, dari suasana kamar yang nyaman di rumah, tiba-tiba kamu harus
beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-teman baru, bahkan mungkin kota atau
negara yang benar-benar asing.
Apa
sebenarnya Homesick itu?
Menurut
Rahmat Abdu dalam buku The Campus Journey: Homesick adalah
perasaan yang timbul karena kehilangan hal-hal yang familiar. Setiap manusia
menginginkan hal-hal yang familiar dan mudah ditebak untuk membuatnya nyaman
dan aman.
Sementara
itu menurut Thurber & Walton (2012) berpendapat bahwa homesickness
adalah kesulitan yang dirasakan seseorang karena berpisah dengan lingkungan
rumah dan orang tua.
Sehingga
bisa disimpulkan homesickness merupakan perasaan sedih yang dialami
seseorang saat berada jauh dari lingkungan rumah serta belum terbiasa untuk
menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru.
Meskipun
demikian, Homesick bukan hanya tentang rindu akan rumah dan keluarga,
tapi juga tentang merindukan kebiasaan sehari-hari, makanan favorit, atau
bahkan rutinitas yang dulu terasa membosankan namun kini justru dirindukan.
Menurut
Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa Volume 3, tahun 2024. Disebutkan bahwa
sebuah penelitian dilakukan oleh English et al., (2017) terhadap homesickness,
pengalaman emosional, dan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama, dengan
memberikan kuisioner seminggu sekali selama 10 minggu pertama. Didapatkan hasil
bahwa selama 10 minggu pertama kuliah, sebanyak 94% siswa mengalami homesick
dan di beberapa titik (hanya 6% yang menilai homesick sebagai nol setiap
minggu).
Fenomena
homesick ini tidak bisa dianggap remeh. Bayangkan kembali, jika kamu
adalah mahasiswa yang baru saja lulus SMA dan harus meninggalkan rumah untuk
pertama kalinya. Tentu saja kamu harus beradaptasi dengan kehidupan yang serba
mandiri, dari mengatur keuangan sendiri hingga mengurus keperluan sehari-hari
tanpa bantuan orang tua.
Ditambah
lagi, harus menyesuaikan diri dengan metode belajar yang berbeda, tekanan
akademis yang lebih tinggi, dan ekspektasi banyak pihak yang semakin besar.
Semua perubahan ini bisa menjadi pemicu terjadinya homesick.
Misalnya,
kamu adalah seorang mahasiswa dari Jakarta yang harus kuliah di Yogyakarta.
Awalnya, semua terasa menarik serta mudah dilakukan. Namun, setelah beberapa
minggu, rasa rindu akan masakan rumah, obrolan hangat dengan keluarga, dan
kenyamanan rumah mulai merayap masuk. Hari-hari yang sibuk dengan jadwal kuliah
dan tugas-tugas yang menumpuk sering kali membuat waktu untuk pulang semakin
terbatas, dan rasa homesick pun semakin menguat.
Tidak
heran, jika banyak mahasiswa rantau yang mengalami masa-masa sulit di awal
perkuliahan. Rasa rindu yang muncul bisa menjadi beban emosional yang cukup
berat untuk dijalankan.
Tips
Cerdik Atasi Homesick
Jangan
khawatir! Homesick memang bisa mengganggu fokus belajar dan membuat hari-hari
kamu sebagai mahasiswa terasa berat. Namun, ada banyak cara cerdik juga untuk
mengatasinya. Yuk, simak beberapa strategi mengatasi homesick dengan
cerdik berikut ini:
1. Menjaga
Komunikasi dengan Keluarga di Kampung Halaman
Salah satu cara yang cukup efektif untuk mengurangi homesick adalah dengan menjaga komunikasi rutin dengan keluarga. Homesick adalah perasaan rindu rumah, rindu masakan rumah atau suara-suara orang tersayang. Di era teknologi ini, video call, pesan teks, atau panggilan telepon bisa menjadi solusi.
Kamu
bisa buat jadwal rutin untuk menghubungi keluarga, misalnya setiap akhir pekan,
atau setelah kamu beraktivitas seharian kamu bisa langsung menghubungi orang
rumah dan mencoba menceritakan kejadian-kejadian di hari itu yang berhasil kamu
lewati. Dengan begitu, kamu tetap merasa dekat meski jarak memisahkan.
Mendengar suara orang tua atau melihat wajah adik bisa memberi semangat baru
dan membuat hati lebih tenang.
2. Menyibukkan
Diri dengan Bergabung Bersama Komunitas atau Organisasi Mahasiswa yang Memiliki
Latar Belakang Sama
Ketika jauh dari rumah, menemukan teman-teman yang memiliki latar belakang budaya atau asal daerah yang sama bisa sangat membantu. Cari tahu apakah ada komunitas atau organisasi mahasiswa dari daerahmu di kampus.
Bergabung dengan komunitas yang
serumpun bisa memberikan rasa nyaman karena dapat memiliki banyak kesamaan.
Selain itu, kegiatan-kegiatan komunitas ini juga bisa menjadi pengisi waktu
yang menyenangkan dan bermanfaat sehingga setidaknya dapat meringankan perasaan
homesick yang cukup berat untuk dilewati.
3. Membiasakan
Diri dengan Makanan, Tradisi, dan Aktivitas Khas Daerah Setempat
Homesick
sering kali muncul karena merasa asing dengan lingkungan baru. Untuk
mengatasinya, kamu tidak bisa terus-terusan membuat dirimu terperangkap dalam
zona nyaman kesedihan akibat homesick. Cobalah membiasakan diri dengan
makanan, tradisi, dan aktivitas khas daerah setempat. Misalnya, cicipi kuliner
lokal, ikut dalam perayaan atau festival tradisional, dan ikuti aktivitas
masyarakat sekitar. Dengan begitu, kamu akan lebih cepat merasa nyaman dan
betah di lingkungan baru.
4. Melakukan
Aktivitas yang Membuat Nyaman, seperti Hobi atau Olahraga
Mengalihkan
perhatian dengan melakukan aktivitas yang kamu sukai bisa sangat membantu.
Misalnya, jika kamu suka membaca, luangkan waktu untuk membaca buku favoritmu.
Atau jika kamu suka olahraga, cobalah bergabung dengan klub olahraga di kampus.
Aktivitas seperti ini tidak hanya membuat kamu merasa lebih baik, tapi juga
bisa membantu kamu bertemu teman-teman baru yang memiliki minat yang sama.
5. Terlibat
Aktif dalam Kegiatan Kampus untuk Membangun Relasi Baru
Salah
satu cara efektif untuk mengatasi homesick adalah dengan terlibat aktif dalam
kegiatan kampus. Ikut serta dalam organisasi mahasiswa, acara kampus, atau
proyek-proyek sosial bisa memperluas jaringan pertemanan dan membuat kamu lebih
sibuk dengan hal-hal positif. Ketika kamu memiliki banyak kegiatan, rasa
homesick akan berkurang karena kamu lebih fokus pada hal-hal yang menyenangkan
dan produktif.
6. Mencari
Dukungan dari Konselor atau Psikolog Kampus jika Diperlukan
Jika
homesick sudah terasa sangat mengganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan
profesional. Banyak kampus yang menyediakan layanan konseling atau psikolog
yang siap membantu mahasiswa. Konselor bisa memberikan saran dan teknik-teknik
khusus untuk mengatasi rasa rindu rumah. Ingat, mencari bantuan bukan berarti
lemah, tapi merupakan langkah cerdas untuk menjaga kesehatan mental kamu
sebagai anak rantau yang jauh dari siapapun dan berada di kota/negara orang.
Mengatasi homesick bukanlah hal yang mudah, namun penting untuk dilakukan agar kamu dapat beradaptasi dengan baik dan fokus dalam menjalani pendidikan. Jangan biarkan homesick menghalangi langkahmu.
Jadikan ini sebagai peluang
untuk tumbuh dan berkembang. Karena sejatinya saat kamu berani memulai maka
kamu juga harus bisa menyelesaikannya. Keputusan untuk menjadi anak rantau
tetap harus dipertanggungjawabkan maka dari itu, mari hadapi homesick
dengan lebih bijak dan tetaplah berfikir positif agar tujuan awalmu merantau
dapat terwujud.