Secuil Kisah Di Balik Suburnya Lahan JIS

 

Foto: Petani sayur menanam kangkung di lahan dekat JIS/ Sayidah

    Memijakkan kaki di tengah hamparan lahan tidur yang terletak di sebelah Jakarta International Stadium, Tanjung Priok, Jakarta Utara, rupanya membuat para petani desa tertarik untuk memanfaatkannya sebagai sarana pengentasan kemiskinan. Mengisahkan kilas kehidupan para petani dari siang hingga malam, dengan harapan dapat mencapai kesuksesan, (7/4/2023).

    Di tengah hiruk pikuk padatnya kota Jakarta, terdapat pemandangan yang berbeda. Sekelompok petani yang mayoritas berasal dari Indramayu, mengalih fungsikan sebagian lahan tidur menjadi lahan subur.

    Lahan yang berukuran sekitar 3 hektar tersebut merupakan lahan milik PT Buana Permata Hijau, yang dimanfaatkan oleh 12 keluarga petani untuk menanam sayuran seperti Bayam, Kangkung, Sawi, Kemangi dan lainnya.

    “Ada sawi namun hanya di cuaca yang bagus, sampingan lainnya seperti pepaya Jepang, daun singkong, dan daun ubi.” kata Akim saat ditemui di lokasi pertanian, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/4/2023)

    Selain tersorotinya keberhasilan petani asal Indramayu ada hal lain yang dirasakan oleh para petani saat merantau dan bertani di tengah Ibu Kota ini. Seperti minimnya listrik, kurang nya air untuk menyirami sayuran, ancaman hewan buas, lingkungan sekitar yang kurang strategis dalam hal pertanian, hingga jenis tanah yang berbeda dengan tanah di kampung mereka.

    “Lahan sama seperti dikampung, kesulitannya kalo musim kemarau, di sini dekat laut, jadi kadar asin naik, membuat tanah lebih asin jadi tanaman kurang memuaskan, karena memang musim hujan lebih bagus jika melakukan penanaman, karena lebih stabil,” menurut Akim (39) ketua petani JIS.

    Pandangan lainnya, “Ga sama, bagusan di Indramayu, tanah disini mah asin. Kalo ga hujan kangkung nya ga tumbuh, kadang banyak yang layu. Kalau di kampung kan tanahnya adem jadi tanamannya cepat tumbuh besar,” ucap Sarmita (55), petani Kangkung.

    “Kalau malam ada ular itu biasanya dibunuh dijadiin sate kalau ularnya besar. Kadang juga ada biawak terus dijual nantinya,” ujar Radit, anak petani (12).

Keuntungan, Pemasaran dan Distribusi Hasil Panen

(Foto: Petani sayur yang sedang memanen kangkung di lahan dekat JIS)

        Ditengah keterbatasan yang ada, para petani tetap teguh melakukan pertanian di kawasan JIS tersebut sebagai upaya memperbaiki ekonomi keluarga. Karena memang potensial sekali membudidayakan lahan pertanian di perkotaan, seperti meminimalisir pengeluaran dalam setiap panennya.

    “Ngambilnya dari perkilo, 1 kilo kangkung tiga puluh ribu diambil untuk pupuk urea, untuk obat. Nah disini penyiraman pakai mesin jadi butuh biaya bensin. Sekitar Rp 60.000 hingga panen,” ujar ketua petani.

    Salah satu petani kemangi bernama Ati (40) mengatakan dengan adanya lahan kosong ini, dirinya bersama petani lain mampu memperoleh keuntungan setiap bulannya dengan menanam sayuran.

    “Karena budidaya sayuran ini cukup menguntungkan, dan lebih cepat dipanen jadi lebih cepat memperoleh penghasilannya,” ujar Ati dalam wawancaranya bersama Alabama News.

        Di sisi lain menurut ketua petani, “Penjualan berbeda, kalau di kampung lebih sulit menjual kembali, sedangkan di kota banyak yang membutuhkan dan terbilang lebih mudah dijual.”

        Casi (38), mengungkap “Karena di Indramayu sendiri penjualan sayuran ini kurang laku, dan mayoritas mata pencaharian mereka pun bertani. Jadi saingannya banyak, selain itu penduduk di Indramayu hanya sedikit sementara di Jakarta banyak penduduk dan mereka suka akan sayur,” tuturnya.

        Penanaman di lahan kosong dekat Jakarta International Stadium (JIS) dilakukan sama seperti metode penanaman pada umumnya, dengan waktu panen paling lama sekitar satu bulan.

        “Ya, pertama kan di cangkul, terus di gebres, tanahnya di rapihin jadi kecil, terus di tanem, habis itu di lumpur, terus di tutup, habis itu disiram. Setelah tumbuh selama satu minggu langsung di pupuk, semprot. Kalo masalah panen kan tergantung cuaca, kalau tanah nya bagus 20 sampai 25 hari bisa dicabut. Kalo tanahnya lagi asin bisa sampe sebulan,” ungkap Sarmita.

(Foto: Petani di lahan dekat JIS)

    Dengan hasil beragam dari setiap petani, berdasarkan luas tanah dan jenis sayuran yang ditanam. “Luas 3 Hektar dibagi pada setiap petani disini yang mau menyewa, kalau untuk luas tanah yang didapat variatif. Karena dulu ada 15 keluarga, sekarang sisa 12 keluarga,” ujar Akim.

    Petani kangkung, Sarmita mengungkapkan, pada saat panen dari lahan yang dimilikinya “Satu kilo bisa dapat 20 kangkung, kalo lagi bagus ya sampai 30, satu iket harganya Rp 500 rupiah.”

    Sementara keterangan Akim pada saat panen hasil kangkungnya “Lagi bagus cuaca itu masih dapat Rp 1.500 atau Rp 1.000 iket untuk bibit 1kilogram untuk per iket 600 rupiah.”

    Keberagaman lahan yang dimiliki para petani di kelurahan Papanggo, memiliki perbedaan berdasar pada awal mula mereka tahu lahan kosong ini, dan lamanya mereka tinggal untuk bertani.

    “Masing- masing petani berbeda luas lahannya, tergantung lama menetap disini,” ungkap ketua petani.

    Sarmita mengungkap “Kurang lebih 200meter para petani mendapat lahan.”

        Ati sendiri membeberkan awal mula tahu dan memulai pertanian di lahan JIS, “Awalnya saya pergi ke Jakarta untuk mencari nafkah dan saya juga sempat menjadi seorang pemulung rongsok. Hingga ada salah satu teman saya dari Indramayu juga mengajak untuk menggarap lahan kosong ini akhirnya tanaman sayuran dipilih sesuai dengan kesuburan dan tekstur tanahnya.”

        Pembudidayaan yang berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakat dan penambahan lahan penghijauan bagi wilayah perkotaan ini, memerlukan sarana yang baik pula bagi keberlangsungan peningkatan sumber daya manusia.

        “Tidak ada, air aja kalau lagi nembak langsung di jebol sama tim oren, jadi susah. Harusnya ada pertimbangan kaya, oh iya buat tanaman,” ujar Sarmita.

      Kegiatan penanaman para petani berlangsung sekitar pukul 07.00, dilanjutkan dengan pemanenan yang biasa dilakukan pada pukul 13.00. Hampir keseluruhan hari dihabiskan dengan bertani.

    “Memang untung tetapi untung yang sebenarnya adalah rasa lelah, harus berpanas-panasan, menjaga sayuran agar tetap segar dan bisa dipasarkan,” ujar Ati.


Malam Penuh Harapan Para Petani

    Salah satu petani wanita bernama Casi, membawa anaknya untuk merantau ke Jakarta memiliki mimpi besar agar anak-anaknya menjadi seseorang yang sukses kedepannya. Melihat mimpi anak-anaknya yang ingin menjadi seorang dokter dan tentara membuat Casi lebih giat dalam bekerja.

    "Kalau anak yang cewek, cita cita menjadi dokter katanya, kalo yang cowok ini dari kecil mau jadi tentara. Tapi saya sebagai orang tua pasti mendukung terus. Semoga akan terlaksana cita citanya," kata Casi.

    Tidak hanya itu, dirinya mengaku sedih saat harus mengajak anak bungsunya yang berusia 8 tahun untuk ikut tinggal dalam gubuk gelap, sempit serta membahayakan. “Ya sebenernya sih aku sedih kalo ada mengerikan itu apalagi kalau malam kan, kalo ada ular itu saya takut. Terutama kalau malam itu saya kalau keluar tuh takut ngeri, makanya kalo mau keluar bangunin bapaknya itu suruh nganter saya,” ucapan isi hati Casi.

    Selain itu, dirinya juga sering memandangi tempat-tempat penginapan yang menjulang tinggi, “Iyalah itu mah pasti, kalau aku sih pengen banget ngerasain gitu tidur di hotel yang mewah. Tapi saya kan enggak punya uang buat bayarnya. Tapi gimana lagi yaudalah di sini aja,” ucapnya.    

    Meskipun dihadapi berbagai tantangan, nyatanya para petani dekat JIS ini, mampu bertahan bersama keluarga hingga bertahun-tahun dan berhasil mencukupi kebutuhan yang ada.

Klik Blog

Halo! Saya Sayidah, mahasiswi jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta. Saya lahir dan besar di Cirebon, kini merantau untuk mengejar passion dalam menulis, terutama artikel, berita, dan puisi. Selain menulis, saya juga menyukai fotografi, seni, budaya, dan desain grafis, seperti pembuatan layout dan flayer. Di Klik Blog ini, saya berbagi pemikiran, pengalaman, dan karya-karya saya. Semoga bisa memberikan inspirasi dan sudut pandang baru bagi Anda. Selamat datang dan selamat menjelajahi!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama